A. SIKAP KAUM MUSLIMIN SAAT INI TERHADAP BARAT
1. APRIORI
1. APRIORI
Sikap sebagian kaum muslimin yang menolak mentah-mentah terhadap nilai-nilai Barat beserta konsekuensi-konsekuensinya, sehingga mereka mengisolasi diri dari dinamika modernisasi sama sekali. Dampaknya adalah mereka mengalami kemunduran & kejumudan serta keterasingan dalam kehidupan. Sikap ini tidak sesuai dengan Al-Qur’an & As-Sunnah (lih. QS Ali-Imran 190-191), HR Turmudzi (Ilmu itu milik kaum muslimin yang hilang, dimana saja ia dapatkan maka ia lebih berhak atasnya) & Sirah Nabi SAW serta Shahabat ra.
Sikap ini masih nampak pada sebagian kaum muslimin, seperti menolak mentah-mentah mempelajari ilmu pengetahuan yang berasal dari Barat, sarana teknologi dan segala sesuatu yang bersumber dari Barat adalah haram. Sikap ini terlihat seperti pada sikap menolak speaker di sebagian mesjid, tidak mau menterjemahkan khutbah saat shalat Jum’ah, dan sebagainya.
2. PERMISIF
Ini merupakan sikap yang dominan di masyarakat, sikap menyerah kalah, tunduk patuh & silau, sehingga menjiplak habis-habisan tanpa proses penyaringan lagi. Sikap ini diikuti dengan sikap memandang rendah terhadap semua yang berasal dan berbau Islam. Mereka menganggap hukum-hukum Islam telah ketinggalan jaman, mereka mengalami inferiority complex syndrome terhadap Islam. Sikap ini terutama dialami oleh sebagian kaum pemuda & kaum intelektual muda yang dididik dg pengetahuan Barat tanpa dibekali dengan kerangka berfikir yang Islami. Dampaknya adalah terjadinya kerusakan disegala bidang kehidupan (korupsi, kolusi, sex-bebas, ectassy, tawuran, dan sebagainya), akibat keringnya bidang-bidang tersebut dari orang-orang yang memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai Islam.
3. SELEKTIF
Menerima & melaksanakan proses filterisasi kebudayaan Barat dengan paradigma berfikir Islami, mana yang sesuai dengan hukum dan nilai Islam diambil & mana yg bertentangan ditolak & dijauhi. Ini merupakan pemahaman yang benar dan dianut oleh para cendekia dan pemikir muslim mutakhir, sejak era kebangkitan Islam akhir-akhir ini, yg dipelopori oleh Rasyid Ridha (Mesir), Muhammad Iqbal (Palestina), Muhammad Abduh (Mesir), Abul A’la Maududi (Pakistan) & Hasan al-Banna (Mesir).
Menurut pemahaman ini bahwa ilmu pengetahuan yang bersumber dari Barat banyak yang bermanfaat, asal dibingkai dengan nilai-nilai Islami, karena ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut asalnya dipelajari ilmuwan Barat dari kaum muslimin juga.0
0 komentar:
Posting Komentar